Lemme Introduce How To Judge People by the Cover—#2 Koleris

#2 Koleris—Ini kelanjutan tulisan si “meler” tentang gagasan Hipokrates mengenai 4 dasar sifat manusia. Koleris, ini sifat dasar kedua yang ingin penulis bahas. Jika pembahasan pertama kita ngebahas “Superstar”, kali ini kita bakal ngebahas si “Superior”.

Kenapa sifat dasar seseorang yang cenderung Koleris itu dibilang Superior? Karena orang-orang yang sifat dasarnya didominasi oleh Koleris adalah orang-orang yang tipikal mentalnya kuat. Jauh lebih kuat dari Sanguin, dari mulai keaktifan, semangat bahkan obsesi, orang-orang yang sifat dasarnya Koleris lebih kuat dari Sanguin. Dan yang ngebuat Koleris lebih kuat dari Sanguin yang Superstar adalah orang dengan sifat dasar ini gaya hidupnya biasa mengatur dan memerintah.

Dalam hal kemampuan memerintah dan mengatur orang sekeliling, para Koleris ga sehebat Sanguin, bila Sanguin mampu mengendalikan orang sekitar dikarenakan dia sudah berhasil membuat dirinya menjadi pusat perhatian dan menjadi candu bagi orang sekelilingnya sehingga dengan mudahnya para Sanguin bila ingin mengendalikan sumber daya di sekitarnya, kalo Koleris mengatur dan memberdayakan orang-orang di sekitarnya tanpa memperdulikan apakah sumber daya yang akan diberdayakannya suka dengan dirinya atau tidak, yang penting bisa diatur bisa dikendalikan bisa tunduk. Gaya pikirnya hanya gimana caranya menundukan sekelilingnya, beda dengan Sanguin yang gaya pikirnya dilahirkan dari bagaimana caranya jadi pusat perhatian.

Sifat dasar dari Koleris yang superior ini bukan muncul dan timbul tanpa sebab-musibab, orang-orang Koleris menjadi pribadi Superior yang ingin mendominasi tanpa peduli bagaimana keadaan psikis orang-orang sekitarnya dikarenakan mereka mempunyai bagian di dalam diri mereka yang tidak berkembang atau lambat berkembang, bagiannya yaitu emosi. Lemahnya perkembangan emosi ini yang membuat Koleris menjadi terlihat begitu liarnya dalam mendominasi, dan karena lemahnya mereka dalam mengendalikan emosi mereka, ini membuat siapa pun yang ada di sekitarnya dan di bawah dominasi Koleris menjadi sulit melakukan kompromi dengan para Koleris dan sulit mendapat persetujuan dari si Superior ini.

Bukan mustahil untuk mendapat persetujuan dan kata iya dari makhluk superior ini, ada saat-saat tertentu si superior ini melunak dan mudah berkompromi dengan mereka, ini akan terjadi apabila sisi oportunis mereka muncul. Oportunis di sini ya kalo persetujuan dan kompromi yang sedang dibangun oleh orang lain dengan dirinya akan menguntungkan dan bermanfaat bagi dirinya, dia akan sangat lunak dan akan langsung say “deal”. Ya jadi kalo ada yang menemukan orang oportunis seperti ini, ya itu udah pasti si Superior, yang sifat dasarnya didominasi Koleris.

Dari ke-oportunis-an si Superior ini, Koleris banyak pribadinya yang sulit bersimpati dan berempati terhadap keadaan sekitar. Bersimpati dan berempati di sini ya maksudnya dia kurang memahami dan kurang bisa membayangkan serta memposisikan dirinya apabila dirinya adalah orang lain. Misalkan ada orang yang merengut aja karena diperintah-perintah si Superior terus, ya si Superior ini susah buat sadar bahwa perintah-perintahnya udah ngebuat orang tersebut merengut, yang dia tau ya realitanya orang itu merengut, muka ga ngenakin, tandanya ga suka sama perintah-perintah si Superior. Begitulah lemahnya kesadaran para Koleris dalam mengendalikan dan memberdayakan emosi. Emosi di sini bukan marah-marah aja, tapi lebih keadaan kejiwaan atau psikis, perasaan.

Tapi Koleris ga mentok sampai oportunis aja, dari oportunis kadang Koleris berkembang menjadi pribadi yang punya tujuan yang jelas, visioner. Iya, Koleris pribadi yang punya tujuan yang jelas dalam hidupnya, tujuan hidup mereka itu adalah ambisi bagi mereka. Ini yang ngebuat para Koleris juga terlihat Superior, karena dia punya ambisi yang jelas dan dipadu-padankan dengan sifatnya yang susah berimpati dan berempati membuat dirinya menjadi pribadi yang punya orientasi yang jelas dan hanya kenal disiplin dalam melakukan sesuatu hal di hidupnya. Ini dia yang ngebuat sisi Superior si Koleris menonjol, karena orientasi yang jelas membuat dirinya ambisius dan kadang ga hanya sampai ambisius saja, dengan kematangan mental dari sekian lama berproses, Koleris juga mungkin menjadi pribadi yang pantang menyerah.

Orientasi para Koleris ini biasanya lebih ke pekerjaan dan tugas, jadi wajar kalo si Koleris rata-rata banyak menuntut orang sekitarnya untuk disiplin dalam bekerja atau melakukan suatu perintah dari dirinya. Ini juga yang ngebuat Koleris suka gemes gimana gitu kalo ada orang di sekitarnya ga melakukan apa-apa sedangkan dirinya sibuk ini-itu, pasti dia akan ngeluarin sisi Superiornya dengan memerintah dan menyuruh yang nganggur untuk ikut sibuk. Inget, memerintah dan menyuruh, bukan mengajak. Pribadi yang ga pernah mengajak dan cuma bisa menyuruh-memerintah orang melakukan sesuatu, udah pasti si Koleris.

Jadi ini cara mudah menandakan siapa-siapa aja orang yang cenderung Koleris,

  1. Senang memimpin, kalo salah berkembang ya cuma jadi Bossy.
  2. Aktif, bergerak cepat melakukan sesuatu, jauh lebih aktif dari Sanguinis, karena Koleris ga betah nganggur
  3. Semangat pekerja keras, kadang berkembang menjadi obsesi dan ambisius
  4. Mengatur dan memerintah, cocok jadi bossy tapi ga jadi pemimpin, mereka jarang mengajak.
  5. Dominating, manfaatin orang adalah keahliannya
  6. Tidak suka air mata, perasaan kalah dengan logika, aspek emosional hanya angin lalu baginya, telat ya telat ga peduli telat bangunlah ga ada kendaraan lah, yang dia terima ya telat ga ada alasan lain
  7. Sulit berkompromi dan dapat persetujuan darinya, kecuali ada manfaat yang dapat diperoleh si Koleris
  8. Visioner, punya orientasi dan tujuan yang jelas
  9. Pantang menyerah, biasanya diawali dari sifat ambisius
  10. Disiplin melakukan sesuatu
  11. Jarang santai, Koleris gemes kalo nganggur
  12. Rawan perdebatan, sering cekcok, orang-orang yang begini kemungkinan dasar sifatnya didominasi Koleris

Mungkin masih ada lagi tanda-tanda Koleris yang lainnya, ini analisa dari penulis, dan dikarenakan penulis hanya bersumber pada pengalaman, penulis tetap menghimbau para pembaca untuk tetap mencari tahu dan terus mencari tahu agar pengetahuan para pembaca tidak hanya sebatas sampai di hasil analisa sang penulis. Baca buku, berdialog, jangan terlalu mengandalkan mesin pencari seperti Mbah Guugle, bukan bermaksud mencemarkan, namun inilah realita, kita berada di era digital, banyak informasi anonym yang sumbernya tidak bisa dipertanggung jawabkan dalam mesin pencari dan banyak informasi yang dimanipulasikan demi kepentingan-kepentingan Koleris di alam digital ini.

Sekian, semangat membaca, selamat berkembang 🙂


Satu respons untuk “Lemme Introduce How To Judge People by the Cover—#2 Koleris

Tinggalkan komentar